Chlamydia merupakan suatu mikroorganisme antara bakteri dan virus. Dinding selnya menyerupai bakteri, berkembang biak dengan pembelahan dan bersifat obligat intraseluler, serta bersifat gram positif yang dapat menyebabkan penyakit pada berbagai hewan termasuk dapat menginfeksi manusia (zoonosis). Chlamydia sangat berbahaya pada kucing mikroorganisme ini memiliki siklus hidup yang unik dan menyebabkan peradangan dari ringan sampai berat pada hewan dan manusia.

Serta menginfeksi kucing sebagai inang, Feline Chlamydia tersebar di lingkungan, terutama di tempat yang mempunyai populasi kucing padat dan tingkat kebersihan yang rendah. mikrorganisme ini utamanya menginfeksi pada konjungtiva mata, namun dapat pula menyebar melalui pembuluh darah dan menginfeksi organ lainnya.

Penularan dapat melalui udara, kotoran, kontak langsung dengan kucing penderita. Penularan Feline Chlamydia dapat terjadi secara horizontal baik langsung atau tidak langsung. Pada kucing, penularan secara langsung dapat terjadi antara induk dengan anak pada saat induk menyusui anaknya. Kebanyakan penderita yaitu Feline Chlamydia  kucing berumur 2 minggu hingga 6 bulan. Pada saat itu, antibodi dari induk mulai menurun fungsinya, tetapi antibodi dari dalam tubuh belum sempurna. Kondisi ini menyebabkan kitten mudah terserang Feline Chlamydia.

Gejala klinis yang ditemukan akan muncul 2-5 hari setelah infeksi adalah demam dan nafsu makan berkurang (anoreksia). Setelah dua minggu, bakteri dapat ditemukan dalam air liur. Infeksi Feline Chlamydia  dapat menyebabkan diare, gangguan pernafasan, bengkak pada bagian mata konjungtiva (konjungtivitis) sehingga terlihat merah dan banyak kotoran pada mata kucing, hal tersebut dinamakan Pink Eye, diikuti dengan saluran nafas yang terganggu sehingga kucing akan mulai bersin, batuk, dan mengeluarkan cairan (nasal discharge).

Feline Chlamydia menginfeksi pada konjungtiva mata

Pada kitten gejala ini dapat berkembang menjadi radang paru-paru (pneumonia) dan mematikan bila tidak ditangani, enteritis, hepatitis dan splenitis kadang juga terjadi. Feline Chlamydia  menetap dalam limpa dan dapat diekskresikan melalui kotoran (feses). Kucing yang sudah terinfeksi sejak kecil dapat menunjukkan gejala diare atau bisa juga tidak menunjukkan gejala sakit, tetapi dapat berperan sebagai agen pembawa penyakit dan menjadi sumber penularan bagi burung dan juga dapat merupakan sumber penularan ke manusia yang ada di sekitarnya.

Adapun hal-hal yang perlu dilakukan untuk melakukan perwatan pada kucing yang menderita Feline Chlamydia adalah dimulai dengan menggunakan alat pengaman diri (APD) seperti sarung tangan karet, masker, dan kacamata  dalam setiap berkontak dengan kucing penderita, serta selalu mengganti atau melepas APD dan mencuci tangan dengan sabun sebelum berkontak dengan kucing lain. Selanjutnya untuk mencegah Feline Chlamydia menular ke kucing lainnya, ketika ada kucing yang memperlihatkan gejala sakit perlu dipisahkan dengan kucing lainnya.

Benda-benda yang kontak dengan kucing penderita seperti kotak pasir, tempat pakan dan minum, kandang dapat menjadi sumber penularan. Sehingga penting untuk melakukan desinfeksi benda yang kontak langsung dengan kucing penderita secara rutin.Selanjutnya dapat segera berkonsultasi dengan dokter hewan terkait dengan terapi yang akan diberikan baik terapi antimikroba maupun cairan. Pengobatan kepada kucing penderita berdasarkan resep dokter perlu diberikan sesuai instruksi dokter.

Pengobatan dapat mengurangi kematian tetapi tidak dapat memusnahkan Feline Chlamydia di dalam tubuh, sehingga kucing yang terjangkit akan dapat berpotensi menjadi agen pembawa Feline Chlamydia, hal tersebut disebabkan infeksi Feline Chlamydia terjadi secara intraselular. Selanjutnya berikan pakan yang teksturnya lembut, baunya menyengat karena akan sangat membantu untuk meningkatkan nafsu makan.

Jika perlu dapat disuapi oleh cat lovers. Untuk kitten pastikan mendapatkan nutrisi yang cukup dari susu induk, jika induk tidak mau menyusui berikan susu pengganti. Selain itu, pemilik juga bisa menjaga agar mata tidak tertutup kotoran dengan mengompres mata dengan air hangat dan diusap lembut.

Kucing yang sakit lebih suka tidur di tempat yang hangat dan nyaman. Selain memberikan alas di kandang, bisa juga memberikan lampu di kandang. Pastikan tidak terlalu panas. Untuk mencegah infeksi Feline Chlamydia dapat dilakukan Vaksinasi pada kucing, sangat dianjurkan dilakukan mulai usia 2 bulan, dikarenakan pada saat waktu tersebut vaksin dibutuhkan sebagai pemicu munculnya daya imunitas tubuh yang dapat melindungi kucing dari infeksi Feline Chlamydia.

REFERENSI:

Anonim 2004. Information Live by: Chlamydia. Washington: American Society Health Association.

Direktur Kesehatan Hewan, 2014. Manual Penyakit Hewan . Direktorat Kesehatan Hewan, Direktorat Bina Produksi Peternakan, Departemen Pertanian RI, Jakarta Indonesia.Manual Penyakit Unggas 110

Greene, C. 2012 Infectious disease of dogs and cats 4th edition.. Missouri: Elsevier Inc.

Plumb DC 1999. Veterinary Drug Handbook 3rd Edition. Iowa State University Press Ames.

Sykes JE.2014. Canine and Feline Infectious Disease. Missouri : Elsevier

Quinn PJ, Markey BK, Carter ME, Donnelly WJC, Leonard FC and Maghire D 2002. Veterinary Microbiology and Microbial Disease. Blackwell Science Ltd. Australia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *